Butet Manurung, Pahlawan Pendidikan Masa Kini

By 8:56 PM , , , , , , ,


Butet Manurung, Pahlawan Pendidikan Masa Kini. Perempuan berdarah Batak kelahiran  Jakarta pada tanggal 21 Februari 1972 yang bernama Saur Marlinang Manurung yang biasa di sapa “Butet” adalah sosok pahlawan masa kini yang patut di teladani. Perempuan luar biasa yang mendedikasikan diri sebagai guru bagi suku pedalaman Jambi. Tak heran beliau di gelari sebagai Pahlawan Pendidikan oleh Majalah Time pada tahun 2004 yaitu “Heroes Of Asia Award 2004”.

Beliau membangun sebuah Sekolah yang diberi nama dengan Sokola Rimba atau Sekolah Rimba. Sejak tahun 1999 ia mengajarkan baca tulis bagi suku Anak Dalam, meski awalnya mendapatkan penolakan dari masyarakat Rimba  tetapi ia tidak pantang menyerah. Mereka menganggap Pendidikan merupakan budaya luar dan bukanlah budaya dari Rimba. Namun Butet tetap optimis dan berusaha meyakinkan masyarakat Rimba bahwa Pendidikan dapat melindungi mereka dari ketertindasan dunia luar.


Karena selama ini masyarakat Rimba buta huruf, sehingga di manfaatkan oleh orang – orang yang tidak bertanggung jawab dan menipu mereka. Tanah mereka sering di rampas lewat selembar surat perjanjian. Para penipu itu  menawarkan selembar kertas dan mengatakan itu adalah sebuah penghargaan dari Kecamatan. Setelah itu mereka di suruh untuk membubukan cap jempol diatas sehelai kertas itu, karena mereka percaya saja maka mereka menuruti saja kemudian di berikan uang dengan jumlah yang sedikit. Masyarakat Rimba tidak menyadari  kalau sebenarnya mereka telah di tipu.


Namun kini berkat keuletan dan kegigihan dari Butet, kini masyarakat Rimba sudah bisa membaca dan menulis bahkan sekarang mereka sudah bisa melakukan prose jual beli, membaca akta perjanjian dan dapat berhitung. Sokola Rimba yang di bangun oleh Butet bukanlah sekolah formal yang berbentuk sepetak bangunan tembok dan beratapkan genteng. Tetapi hanya berbentuk dangau kecil yang tidak berdinding dan bersifat nomaden sehingga jika tidak dibutuhkan lagi dapat di tinggalkan.

Di dalam pola mengajarnya Butet menerapka cara belajar yang berbeda, memperkenalkan huruf satu demi satu berdasarkan bentuk dan cara mengejanya. Contohnya A, berbentuk seperti atap dan C berbentuk pegangan periuk. Huruf pun di pasangkan dengan 14 kelompok berpasangan. Berkat Metode ini Butet menerima penghargaan “The Man and Biosphere Award” pada tahun 2001 dari LIPI UNESCO. Begitupun ketika mengajarkan menulis, Butet membagikan buku tulis bergaris, pensil, dan pena. Bagi murid yang tidak kedapatan alat tulis, mereka mengambil ranting dan menggarisinya di tanah.


Untuk mengatasi jumlah pengajar, Butet membuat sistem melatih anak – anak yang sudah mahir untuk menjadi guru dan mengajarkan yang belum bisa. Untuk penghargaan yang pernah di dapatkan oleh wanita berusia 44 tahun ini tidak perlu di pertanyakan lagi.

Pada tahun 2007, Butet masuk jajaran wanita berpengaruh versi Majalah Globe edisi Oktober. Menempati peringkat 11 dari 99 perempuan paling berpengaruh di Indonesia dengan skor 94. Lalu menerima penghargaan sebagai “Woman Of The Year” pada tahun 2001 dan 2004 oleh salah satu televisi swasta. Kemudian tidak sampai disitu pada tahun 2014, beliau menerima penghargaan Magsaysay yaitu sebuah penghargaan yang biasa disebut dengan Hadiah Nobelnya Asia.

Kini Sokola Rimba tidak hanya ada di Jambi, Hutan Bukit Dua Belas, tetapi sudah ada di tempat terpencil lainnya di Indonesia seperti di Halmahera dan Flores. Untuk menyambut Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei ini, sebaiknya kita memberikan apresiasi kepada Pahlawan Masa Kini yang tanpa tanda jasa telah mengorbankan waktu, tenaga, dan uang untuk memajukan Pendidikan di Indonesia. Semoga kedepannya akan ada BUTET lainnya yang dapat memajukan Pendidikan Indonesia dan mengharumkan nama Indonesia di kancah Internasional.

You Might Also Like

0 comments