Pendidikan Karakter Bagi Usia Dini, Pentingkah ?
Pendidikan Karakter Bagi Usia Dinia. Pentingkah ? Mengapa kita harus mendidik karakter di mulai dari
usia dini ? jawabannya adalah pada usia dini 0-6 tahun otak manusia berkembang
dengan sangat cepat hingga 80 persen. Di usia tersebut otak menyerap informasi
dengan sangat cepat, tidak melihat baik
dan buruknya. Banyak yang menyebut itu adalah masa-masa emas atau Golden Age bagi anak. Masa dimana
perkembangan fisik, mental, spiritual sudah mulai terbentuk.
Pada saat inilah diharapkan peran orang tua, guru,
dan masyarakat untuk membentuk karakter anak dengan memberikan suatu pendidikan
karakter, menanamkan nilai-nilai moral dan lain sebagainya. Ada sebuah kata
bijak menyatakan ilmu tanpa agama adalah buta sedangkan agama tanpa ilmu adalah
lumpuh. Seorang yang kaya raya tidak akan bertindak dermawan jika tidak
memiliki pendidikan karakter begitu juga guru yang tidak prihatin melihat anak
jalanan yang tidak merasakan pendidikan.
Lalu bagaimanakah memulai pendidikan karakter sejak
dini ? yang pertama adalah tentunya pendidikan karakter dimulai dari lingkungan
keluarga. Bagi seorang anak, keluarga adalah tempat utama bagi pertumbuhan dan
perkembangannya. Menurut Pakar Pendidikan William
Bannet (dalam Megawangi, 2004) , Keluarga merupakan tempat yang paling
efektif untuk menjalankan Departemen Kesehatan, Pendidikan, dan Kesejahteraan.
Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
keluarga merupakan sarana yang penting bagi pendidikan karakter anak. Apabila
keluarga gagal dalam memberikan pendidikan karakter maka akan sulit untuk
memperbaikinya ketika anak sudah dewasa. Oleh karena itu, setiap keluarga harus
memiliki kesadaran bahwa karakter bangsa sangat tergantung pada pendidikan
karakter anak di rumah. (Latifah;2011)
Lickona
mengindentifikasi ada 10 tanda dari karakter generasi muda yang patut
dicemaskan karena dapat menghancurkan bangsa dan negara yaitu :
1 1. Meningkatnya
kekerasan di kalangan para remaja.
2 2. Penggunaan
bahasa dan kata-kata yang buruk didalam pergaulan sehari-hari.
3. Meningkatnya
perilaku merusak diri, seperti penggunaan narkoba, alkohol dan seks bebas.
4 4. Semakin
buruknya moral.
5 5. Menurunnya
semangat bekerja.
6 6. Semakin
turunnya rasa hormat kepada orang tua, guru dan orang lain.
7 7. Rendahnya
rasa tanggung jawab individu dan warga negara.
8 8. Membudidayanya
ketidakjujuran.
9 9. Adanya
rasa saling curiga dan kebencian diantara sesama.
Kalau kita lihat di
Indonesia semua tanda yang diatas sudah terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa
langkah untuk memperkuat komitmen untuk membentuk karakter generasi penerus
menjadi semakin kuat. Terlebih lagi sekarang ini Pemerintah sudah mulai
mencanangkan Pendidikan Karakter menjadi salah satu kurikulum di
sekolah-sekolah Indonesia. Semoga program ini dapat kita dukung dengan
sebaik-baiknya. Anda setujukan ?
0 comments